Mekanisme Doa

Tuhan itu Maha Segalanya. Kalo pun diijinkan bertemu dengan Tuhan, saya ingin bertanya bagaimana sebenarnya mekanisme doa. Dia selalu menghadirkan kejutan-kejutan yang tak terhingga. Dan peristiwa ini semakin membuat saya yakin bahwa doa yang diungkapkan oleh siapapun, Tuhan Maha Memahami.

Selepas kelas menulis Mojok di hari Minggu, saya tak bergegas pulang. Saya sengaja menunggu rintik hujan. Konon katanya, bagi yang bisa menyentuh rintik hujan yang pertama jatuh, maka hari berikutnya dilimpahkan keberuntungan. 15 menit kemudian, hujan turun. Cukup deras. Sama seperti beberapa hariyang lalu, Jogja dilanda hujan tiap sore. Sayangnya, saya gagal menyentuh rintik hujan tersebut.

Jam tangan menunjukkan pukul 4 sore. Saya memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan, jarang ada kendaraan yang muncul. Mungkin menghindari hujan. Di kejauhan, tampak sesosok lelaki yang memberi isyarat kepada saya. Tampaknya ia butuh tumpangan. Saya sengaja melewatinya. Isyarat tersebut saya hiraukan. Bukannya tak mau menolong, tapi saya terlalu takut. Apalagi jalanan cukup sepi. Siapa yang tahu jika ia orang baik atau jahat ?

Namun, entah kenapa motor saya hentikan. Jaraknya sekitar 35 meter. Lelakitersebut segera berlari untuk menemui saya. Tanpa saya persilakan, ia langsung duduk di belakang saya. Hati saya sedikit gundah.

“Wah matur nuwun mas. Semoga rejekinya selalu melimpah.”
“Iya pak, makasih banyak. Mau diantar kemana pak ?”
“Jl. Damai mas. Nanti saya berhenti di pertigaan saja.”

Lelaki tersebut menggunakan kemeja jeans berwarna biru muda dipadu dengan celana jeans biru dongker. Di lehernya, terjuntai simbol salib berukuran 5 cm. Namanya Dion. Lulusan di sebuah kampus ternama Jogjakarta. Saya lupa angkatan berapa. Namun yang jelas raut mukanya tampak seperti umur 40an. Kemudian, ia bercerita bahwa ia sangat bangga bersekolah di kampustersebut. Terlebih kampus tersebut menghasilkan banyak orang penting bagi Indonesia.

Ia bercerita bahwa dirinya manusia bodoh. Lulus 7 tahun. Saat ini, kesibukannya hanya mengunjungi teman. Mulai dari Semarang hingga Medan. Ia suka jalan-jalan. Terlebih menemui rekan-rekan lama yang tempat tinggalnya bukan Jogjakarta.

“Maaf pak, bapak aslinya mau kemana ?”
“Saya mau ke gereja mas.”
“Yang sebelah kiri kan ya pak ? GKJ kan pak ?
“Nah bener banget mas. Kok tau mas ?
“Dulu rumah saya tepat di belakang GKJ pak.”

Hujan makin deras. Kaca helm saya tutup. Kaki saya masukkan. Saya sempat memintanya berlindung di bawah jas hujan. Namun, ia menolaknya.

“Ndak papa mas, toh ini anugerah Tuhan. Kita wajib mensyukuriNya.”

Mendadak saya syok mendengar pernyataannya. Saya yang masih muda saja berlindung di bawah jas hujan. Ia malah menikmatinya sambil bercerita. Tampak hujan tak menghalangi antusiasmenya dalam bercerita. Ia terus bercerita sembari tangan kanannya direntangkan untuk mengambil air hujan. Menurutnya, air hujan itu sehat. Apalagi hujan adalah bentuk kasih sayangNya terhadap manusia.

Kedua kalinya saya syok mendengar pernyataannya. Saya tak habis pikir. Ia sungguh menikmati hujan. Padahal hujan turun cukup deras. Saya sampai harus menyingkap tangan kiri ke dalam jas hujan.

Menjelang sampai di GKJ, ia berkata kepada saya..

“Mas, saya ndak tahu harus bilang apa ke sampean. Kalo ndak ada mas, mungkin saya jalan cukup jauh kesini. Saya makasih, makasih, makasih banyak. Semoga rejeki sampean selalu melimpah, karirnya diberkati, dan pokoknya kasih selalu ada sama sampean mas.

Hati-hati kalo di jalan mas.”
“Nggih pak, matur sembah nuwun.”

Saya terperanjat mendengar kata-katanya. Saya sampai harus mengurangi kecepatan motor. Pernyataannya membius tubuh dan pikiran saya. Saya tak menyangka kalo akan diberi pesan dan doa dari dirinya. Doa yang akan selalu terngiang di kepala saya. Mungkin benar kata Cak Nun, kita tidak hanya membangun relasi antar iman tapi kita juga membangun relasi sesama manusia.

Boleh percaya atau tidak. Alhamdulillah, hari Senin saya mendapatkan cukup rezeki. Mungkin Tuhan mendengar doa Dion.

5 thoughts on “Mekanisme Doa

  1. orangbaikbaik says:

    Pak, kalau mekanisme terjadi pasang surut air laut yang berimplikasi pada sisi kejiwaan dan kewibawaan seseorang itu bagaimana ya?

    Like

Leave a comment