Koalisi Demi Cinta dari Indonesia untuk Mesir

049787700_1441369698-20150904-Bincang-Jokowi-dengan-Abdel-Fattah-Al-Sisi

Pasca the Arab Spring yang menimbulkan reformasi besar-besaran di tubuh pemerintahan negara Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman maka ada beberapa keunikan yang dimunculkan oleh tiap negara dalam mengembangkan sistem demokrasi ala Timur Tengah. Entah Indonesia yang (mungkin) menginspirasi lahirnya penamaan koalisi seperti Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) atau mungkin ada benih-benih “revolusi cinta” yang ingin ditampilkan beberapa negara Timur Tengah maka Mesir sebagai salah satu negara yang selalu menghadirkan pemimpin-pemimpin besar di Timur Tengah seperti Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat, Husni Mubarok, dan Muh.Mursi kali ini menghadirkan suatu bentuk koalisi yang dinamakan Koalisi Demi Cinta (KDC). (Kompas, 23/10/2015)

Koalisi dibentuk oleh presiden Mesir El-Sisi dengan menggandeng mantan perwira militer, polisi, dan partai politik yang beraliran liberal. KDC dibuat untuk membentengi El Sisi sekaligus melawan partai politik yang beraliran Islamis seperti Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP). FJP merupakan sayap politik dari Nour Salafi dan IM (Ikhwanul Muslimin). Kemenangan mutlak KDC dalam pemilu parlemen tahap I membuat perubahan paradigma politik bergeser dari Islamis menjadi Liberal. Fenomena ini seakan ingin menegaskan bahwa the Arab Spring ingin merubah Timur Tengah yang semula Islamis menjadi Liberal. Jika kemenangan KDC berlanjut sampai pemilu parlemen II maka Mesir sepenuhnya ingin menjustifikasi bahwa Mesir pro terhadap Barat.

Jika boleh saya berasumsi, penamaan Koalisi Demi Cinta pasti El Sisi pernah dapat saran Om Jokowi. Kenapa bisa begitu ? Indonesia dan Mesir telah merajut hubungan sejak 60 tahun lamanya. FYI, Pertama, Mesir adalah negara Timur Tengah pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kedua, Mesir juga satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki peci Soekarno dan Jalan protokoler yang diberi nama Jl.Soekarno. Ketiga, Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang dikunjungi El Sisi sejak dia menjadi penguasa Mesir. Jika asumsi saya. bermutu, pasti anda akan setuju.

Intermeso

Di sore hari saat Om Jokowi menawarkan secangkir kopi kepada El-Sisi maka pada saat itulah perbincangan menjurus serius tercipta.

Si, nek koe arep menang neng pemilu mending koe nggawe koalisi wae.”

“Koalisi koyo opo Jok ?”.

Yo nggawe jeneng koalisi koyo aku Koalisi Indonesia Hebat. Kui ampuh tenan njuk aku iso menang neng pemilu, Si.”

“Enake nggawe jeneng koalisi opo yo Jok?”.

“Saranku, nggawe wae seng ono tema percintaan. Kan tema cinta lagi ngehits to neng Timur Tengah. AS karo Rusia kan lagi seneng gawe kosakata perdamaian atas nama Cinta. Padahal yo “angel” damai nek Rusia karo AS ngubek-ubek Timur Tengah, la wong Rusia karo AS kui produsen terbesar senjata di dunia.

”Iyaa sih Jok, aku wae mbendino ditawari senjata seko AK 47 sampek Nuklir kok karo AS lan Rusia. Nek ra ditrimo njuk aku ngelawan oposisiku gawe opo ? Mosok gawe bamboo runcing koyo bangsamu Jok ? Hahaha.

“Nah makane talah terimo wae senjata seko AS lan Rusia kae. Pie nek nggawe jeneng Koalisi Atas Nama Cinta, opo Koalisi Revolusi Romansa, opo iki wae Koalisi Demi Cinta ?.”

“Ketoke apik seng terakhir Jok, nek Atas Nama Cinta kan wes digawe grup Band Dewa, nek Revolusi Romans awes digawe Hitman System, mending nganggo Koalisi Demi Cinta.”

“Wes yoo deal wae, nggango jeneng Koalisi Demi Cinta, ojo lali air sungai Nil 1000 Liter karo kurmane yo Si.”

“Siaaap Jok”.

 

Begitulah kira-kira obrolan El-Sisi ketika berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Jokowi beberapa waktu silam. Sekian.

*Sesekali ‘nulis’ tentang Timur Tengah biar dikira anak KTT.

Leave a comment