Transrealtruisme untuk Indonesia

Hiruk pikuk wajah peradaban masyarakat Indonesia kini mendapatkan tantangan yang elusif. Sejak Orde Baru hingga Reformasi dan bahkan menuju TransReformasi, hambatan dan tantangan tersebut bukannya tidak berkurang melainkan semakin bertambah. Korupsi, kemiskinan struktural, dekadensi moral, sistem ekonomi yang peyoratif bahkan yang paling kekinian adalah krisis lingkungan. Asap adalah krisis lingkungan terburuk dalam dua dekade terakhir. Asap yang kini memayungi daerah Riau, Jambi (Sumatra) bahkan di daerah Borneo hampir semuanya dipayungi oleh asap. Reaksi dari Pemerintahan Indonesia mencoba memadamkan si jago merah tak kunjung usai. Noktah demi noktah terus terbit seakan tidak mau diberi peluang untuk kembali terbenam. Gelagat alam yang disinyalir dengan musim kemarau berkepanjangan merupakan faktor utama. Faktor pendukungnya adalah asta-asta manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga turut berinvestasi membentuk fenomena mutakhir tersebut.

Kritik demi kritik diarahkan kepada pemerintah yang berwenang untuk segera membuktikan kebenaran dari fenomena tersebut. Pemerintah dituntut segera turun tangan untuk membebaskan masyarakat tersebut dari kepulan asap yang melaknatkan wajah-wajah sendu bercampur iba. Dukungan masyarakat dari media sosial berseliweran dimana-mana. Hestek demi hestek mulai meningkat dan menimbulkan efek domino. Gerakan kemanusiaan dibentuk hanya dalam sekejap. Ini didasarkan karena ironi pada berita nasional. Sebagai contoh sampul depan harian Republika yang sengaja dibuat abstrak sehingga menyulitkan pembaca untuk melihatnya. Ihwal ini dimaksudkan untuk mengajak pembaca merasakan bagaimana sulitnya netra masyarakat disana dalam menerawang dunia sekitar.

Disinilah pentingnya bagi Indonesia menebarkan gerakan transrealtruisme bagi masyarakat Indonesia. Altruisme adalah paham yang mana kepentingan orang lain jauh lebih tinggi daripada kepentingan individu. Paham ini biasanya akan disadari masyarakat Indonesia ketika warta di media nasional dan internasional  sudah memberi citra negatif. Sungguh orgasme yang lamban bagi masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, butuh realtruisme yaitu memunculkan kembali sifat memajukan kepentingan orang lain daripada kepentingan individu. Transrealtruisme dimaksudkan bahwa mengajak seluruh elemen baik dari pemerintah, institusi non pemerintah, aktivis sosial bahkan manusia lanjut usia.

Saya kira pentingnya meneriakkan slogan transrealtruisme harus digalakkan lebih cepat. Ini dikarenakan sudah kikisnya gerakan – gerakan yang telah lalu tidak ada faedah dan manfaatnya. Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi gerakan ini dapat diperhitungkan dengan cara analisis secara holistik. Mari kita gandeng tangan. Kepalkan tangan kiri dan tulis #gerakantransrealtrusimeuntukIndonesia.

*Produksi wacana tersebut semoga bisa menjadi kebenaran faktual. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca wacana berwajah komplikasi .

2 thoughts on “Transrealtruisme untuk Indonesia

Leave a comment