Bela, Bala, Bola Indonesia


Beberapa saat lagi, penikmat layar kaca akan kembali disuguhkan tontonan yang menggairahkan akal sehat dan nafsu batiniah. Apalagi kalo bukan hadirnya liga sepakbola Indonesia. Sebagai salah satu cabang olahraga yang tak kunjung berprestasi, sepakbola masih mendapatkan hati di masyarakat Indonesia yang sedang terbelah.

Kenapa bisa dibilang terbelah? Karena di satu sisi, masyarakat Indonesia ingin segera enyah meninggalkan bulan April akibat kontestasi pilkada yang tak segera usai. Namun disisi lain, saya sebagai suporter garis kanan keras tembok justru segera menantikan bulan April. Ya, semoga dengan bergulirnya kembali liga sepakbola Indonesia maka ini akan menjadi oase di tengah keberagaman masyarakat Indonesia yang sedang terkoyak.

Menyimak gelaran sepakbola Indonesia yang dimulai pertengahan bulan April, ada beberapa catatan menarik yang perlu diperhatikan oleh khalayak. Baik anda sebagai suporter layar kaca maupun saya sebagai suporter layar nyata. Nah, apa saja catatan tersebut, mari kita simak bos.

1. Komentator

Bagi saya, komentator akan menentukan arah jalannya pertandingan. Mengapa begitu? Ya jelas, kalo di Indonesia suara komentator lebih menarik dikomentari daripada tindakan wasit yang masih selalu galau dalam mengambil keputusan. Dan patut kita perhatikan, sejak AFF 2016 ada dua nama komentator yang sedang meroket.

Siapa lagi kalo bukan bung ‘Ahay’ alias Hadi Gunawan dan mister Valentino Simanjuntak. Ledakan suara dan pemilihan kata yang brilian menjadi faktor penting bagi jalannya pertandingan. 

Mulai dari tendangan LDR, tendangan selamat datang, umpan manja, umpan cuek dan gerakan antar propinsi antar kota hingga serangan 7 hari 7 malam akan menjadi kosa kata baru bagi kamus sepakbola Indonesia. 

Kalian bisa lihat sejak kata-kata tersebut muai didengungkan, kini menjadi populer di kalangan generasi milineal. Mulai dari main playstation, sepakbola antar kampung sampai turnamen futsal bergengsi pun kata-kata tersebut sangat jamak dilayangkan oleh teman-teman saya.

Saya sebenarnya mengusulkan daripada PSSI tak kunjung juga memberikan prestasi positif maka lebih baik membuat kamus sepakbola Indonesia versi komentator Indonesia. Siapa tahu FIFA akan memberi sponsor. Dan siapa tau juga justru kamus sepakbola Indonesia versi tersebut akan laik dipakai di liga-liga besar dunia.

2. Marquee player

Nah regulasi yang satu ini benar-benar baru. Syaratnya pun tak main-main. Minimal pernah bermain di salah satu dari tiga edisi Piala Dunia terakhir atau pernah bermain di liga top dunia dalam kurun waktu 8 musim terakhir. Dan bayarannya maksimal 15 milliar rupiah.

Sudah ada 7 pemain yang tergolong marquee player di Indonesia. Diantaranya ada Michael Essien, Carlton Cole (keduanya berseragam Persib Bandung) dan Peter Odemwingie (Madura United). Tentunya akan menjadi sesuatu yang wah dan tontonan yang menarik bagi penonton sepakbola Indonesia.

Namun perlu saya beritahuken kepada mereka bahwa jangan terkejut dengan sistem sepakbola Indonesia. Biasa saja. Kenapa saya bilang begitu? Ini merujuk pada aksi kejar-kejaran Essien kepada Yabes Roni(Bali United) akibat tendangan segitiga ke arah punggung Essien.

Hey bung, itu belum seberapa. Masih banyak yang bakal terjadi. Kalian bertiga jangan kaget jika gaji kalian terlambat. Itu sudah mahfum. Terus jangan bandingkan semua lapangan sepakbola Indonesia seperti Emirates Stadium, San Siro, atau Santiago Bernabue. Kalo disini lebih seperti Santiago Berdebu.

Oh ya, mulai biasakanlah kalian makan nasi bungkus. Kalian jangan mengira asupan gizi terjaga dalam satu musim. Dan bakalan terus bermewah-mewah makan di hotel atau lewat catering. Pasti akan ada saatnya menimati nasi bungkus. Lebih tepatnya nasi rames. 

3. Liga Gojek Traveloka

Ini terobosan paling brilian yang dilakukan oleh PSSI. Di saat beberapa ojek online masih harus berurusan atau tarung dengan ojek offline, maka gojek justru melesat dengan menjadi operator liga. Jelas, ini kabar membahagiakan.

Gojek menjadi transportasi idaman di semua kalangan. Dan ternyata ini berlanjut menyasar ke sepakbola Indonesia. Sepertinya Gojek sangat tahu pangsa pasar bahwa sepakbola adalah olahraga paling digemari di Indonesia.

Dengan adanya gojek, tentu kita tak bakal bisa menyaksikan pertandingan jebolan. Maksudnya tak perlu repot kehabisan tiket. Bagaimana bisa? Setelah ini pasti ada aplikasi go-ticket. Jadi tak perlu repot-repot antri. Cukup klik, maka tiket sudah ada di tangan.

Bukan itu saja, adanya traveloka jelas perjalanan lebih mudah. Setelah ini pasti ada promo tiket perjalanan dengan catatan harus menonton pertandingan bola. Misal promo diskon 50% tiket kereta api Malang-Bandung dengan syarat beli tiket pertandingan. Nah ini pasti menarik minat penonton. Nah segalanya menjadi lebih mudah dan murah bukan? 

4. TNI dan Polri

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perhelatan sepakbola Indonesia, ada dua tim yang berasal dari anggota TNI dan Polri. PS TNI dan Bhayangkara United. Ini menjadi kebahagiaan bagi kita. Lhoh kenapa begitu?

Kalian jangan mengira jika mereka hanya bisa menangkap teroris, melakukan pembrangusan minuman beralkohol, menjadi presiden atau membuat album musik. Maka saat ini mereka juga mampu terjun ke lapangan hijau. Ya masak baju sudah hitam hijau tapi ga pernah ikut liga profesional. Kan lucu.

Tentu, ini akan menjadi pemandangan menarik. Bagi anggota TNI dan Polri tak perlu izin keluar dengan menggunakan surat atau semacamnya. Tinggal bilang saja, “Lapor Komandan, kami satu kompi ingin mendukung teman dan kesebelasan sepakbola kami!”. Jelas, pasti bakal diijinkan. Ndak mungkin ndak. 

Masak mereka mau kalah dengan Aremania, Bobotoh, Jakmania dan lainnya? Ya jelas mereka bakal menggelotorkan para prajuritnya untuk menyesakkan stadion. Itu sudah jelas.

Lalu bagaimana dengan yel-yel suporter? Lhah, mereka kan sudah punya komandan yang menghasilkan puluhan album. Ya tinggal pakai saja salah satu lagu atau liriknya untuk dijadikan yel-yel. Simpel bukan?

Nah kira-kira itulah yang menjadi catatan penting dalam menikmati sepakbola Indonesia kali inil Oh iya, untuk soal camilan jangan pernah gunakan tahu dan lemper. Itu sudah zaman bahula. 

Mulai saat ini berdayakan ploduk-ploduk Indonesia modern. Nikmatilah pertandingan bola dengan minum kopi sachet dari Torabika atau Kapal Api. Tentunya jangan lupa ngemil dengan kacang garuda dari ploduk Indofood.

Kalo Efek Rumah Kaca bisa menciptakan lagu dengan judul Pasar bisa Diciptakan, Cipta bisa Dipasarkan maka Sepakbola Indonesia bisa menciptakan slogan Sepakbola milik Tentara, Tentara miliki klub Sepakbola.

3 thoughts on “Bela, Bala, Bola Indonesia

Leave a comment